Berkecimpung di dunia jurnalistik sejak 2009 membuat saya "kenyang" berhadapan dengan beragam karakter manusia. Tentu setiap jurnalis memiliki kisahnya masing-masing berhadapan dengan narasumber atau orang di sekeliling narasumber.
Saya terinspirasi dengan karya Icha yang rutin menulis percakapan konyol dia dan suaminya JG di "When It's Only JG & AST" di Annisast.com. Icha juga telah menulis kisahnya menjadi reporter khusus K-Pop pertama di jagad jurnalistik Tanah Air bahkan dipublikasikan menjadi buku.
Saya akan menamai blog post yang didedikasikan khusus untuk para narasumber dan segudang kisah lucu-unik-menarik-menyebalkan ini sebagai "People's Series".
#1
Saat Pilpres memanas pada 2014, tempat saya bekerja mengemas tema khusus ekonomi-politik. Saya mengundang seorang pengamat politik sebagai narasumber segmen dialog. Sebelumnya Bapak ini pernah diundang live dialog di studio.
Saat Pilpres memanas pada 2014, tempat saya bekerja mengemas tema khusus ekonomi-politik. Saya mengundang seorang pengamat politik sebagai narasumber segmen dialog. Sebelumnya Bapak ini pernah diundang live dialog di studio.
Saya (Ed): "Halo, Pak. Apa sudah sampai di lobby utama? 10 menit lagi kita live."
Narasumber (X): "Saya sudah sampai kok. Saya sudah di ruang tunggu di lantai 4."
Ed: "Ah yang bener, Pak? Studio kami di lantai 9, nggak ada di lantai 4."
X: "Bener kok ini, live di K**p** TV kan?"
Ed: "Oalahhhh! Pak, kami ini BTV, studio di Gedung T*T, bukan Palmerah."
X: "Yah, salah dong?"
Ed: ....
Narasumber (X): "Saya sudah sampai kok. Saya sudah di ruang tunggu di lantai 4."
Ed: "Ah yang bener, Pak? Studio kami di lantai 9, nggak ada di lantai 4."
X: "Bener kok ini, live di K**p** TV kan?"
Ed: "Oalahhhh! Pak, kami ini BTV, studio di Gedung T*T, bukan Palmerah."
X: "Yah, salah dong?"
Ed: ....
Sesi dialog pun ditiadakan karena narasumber salah stasiun TV.
#2
Saya mengundang ketua umum asosiasi terkait kendaraan bermotor. Dia terkenal sebagai perempuan tangguh tetapi tetap memerhatikan penampilan. Saya membuat tema dialog yang mengharuskan dia berdialog bersama seorang pengamat transportasi.
Ed: "Bu, besok live dialognya sama Bapak Y ya."
Mrs X: "Loh, kok mbak nggak bilang harus live sama dia? Mbak curang nih nggak bilang dulu."
Ed: "Memangnya kenapa, bu? Supaya live dialog lebih atraktif."
Mrs X: "Saya nggak jadi aja deh live di studio. Masa saya disandingkan dengan level pengamat? Yang sekaliber saya dong, sesama ketua atau direksi."
Ed: (karena nggak mau rugi kehilangan narasumber penting) "Baik, bu. Kalau Ibu maunya begitu, besok live dialog Ibu dengan anchor saja."
Mrs X: "Ok, kalau begitu saya mau."
Baiklah, demi Ibu yang tampilannya hits banget di layar kaca.
Btv itu bloemberg tv kah??
ReplyDeleteWah 2 hal itu saja menarik yah, ternyata bisa juga salah tv begitu kn berbeda pdhl hahaha
ReplyDelete