Peringatan Hari Ayah Nasional memang belum sepopuler Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember. Tahu nggak tanggal 12 November ditetapkan sebagai Hari Ayah Nasional sejak 2006? Negara lain, seperti Jepang, Malaysia, UK, US, dan mayoritas negara lain di dunia memperingati Hari Ayah pada bulan Juni.
Saya mendedikasikan post hari ini untuk Papa sebagai ungkapan terima kasih pada Hari Ayah Nasional ini. Menulisnya udah setengah mbrebes mili lho!
Saya sempat mengalami fase "love-hate relationship" dengan Papa. Saya melihat Papa sebagai sosok yang galak, cerewet, menyeramkan, dan suka marah-marah kalau anaknya bertingkah tidak sesuai kehendaknya. Saya paling nggak bisa melawan ucapan Papa dibandingkan dengan mama ya ketika itu. Pokoknya pasrah kalau Papa sudah marah-marah.
Di satu sisi, saya adalah anak perempuan yang paling dekat dengan Papa dibandingkan dengan dua adik perempuan saya. Saya nyaman pergi ke mana-mana berdua dengan Papa meskipun suka diam-diam dilirik sana-sini. Curiganya saya dikira jalan sama om-om padahal sama ayah sendiri. Saya nyaman bercerita apapun, termasuk soal asmara kepada Papa.
Payakumbuh, November 2009 |
Papa adalah sosok yang diandalkan. Papa pernah datang ke sekolah untuk mencari teman cowok yang suka iseng sama saya sewaktu SD. Teman cowok takut dan ngumpet begitu melihat Papa saya. Maklum, wujud Papa saya nakutin karena berkumis serupa Pak Raden.
Papa yang selalu datang mengambil rapor ketika SMA karena wali kelas saya galak dan nyebelin. Herannya begitu ketemu Papa, mereka bisa ngobrol dengan akrab. Saya kan jadi "huh?" begitu.
Ketika kuliah, Papa hanya datang tiga kali ke Jatinangor, Jawa Barat. Pertama, menemani saya mendaftar ulang ke kampus. Kedua, mengantarkan saya pindahan ke kost dan hidup di luar rumah untuk pertama kalinya. Ketiga, Papa dan mama datang menyaksikan prosesi wisuda saya setelah melepas saya kuliah selama lima tahun.
Hubungan saya menjadi tidak terlalu dekat ketika saya menikah. Saya hanya bertemu sekali dalam 1-2 bulan, komunikasi telepon dan pesan juga jarang. Namun, ketika saya menginap di rumah orang tua, saya selalu menyempatkan diri untuk bertukar cerita dengan Papa.
"Love your parents. We are so busy growing up, we often forget they are also growing old,"Saya menyadari orang tua tetap perlu perhatian, selalu dengarkan cerita mereka meskipun telah berulang kali diceritakan, dan tetap menjalin komunikasi yang baik.
Tahun ini, saya mengalami peristiwa yang membuat hidup saya jungkir-balik. Papa dan tentunya Mama berperan penting dalam mendampingi saya melewati ujian hidup itu.
Yes, family will always have your back.Saya merasa Papa menjadi lebih perhatian dan protektif in good way, melebihi masa kuliah dulu. I'm back being his little girl.
Saya nggak ingat kapan terakhir kali Papa meneteskan air mata. Namun, belum lama ini, Papa menitikkan air mata terharu begitu mengetahui saya mendapatkan pekerjaan baru setelah penuh perjuangan menjalani proses rekrutmen.
Bandung, Agustus 2010 |
Papa yang berbaik hati mengantarkan saya berangkat kerja dari Jatiwarna, Bekasi menuju Karet, Jakarta Pusat, naik motor menempuh jarak 23km karena saya nggak kunjung mendapatkan ojek online. Saya sempat mbrebes mili di jalan karena sudah lama sekali tidak diantar oleh Papa.
Papa yang semangat menginap di rumah saya, menemani dan membantu saya membersihkan rumah. Papa yang menempuh jarak 32km dengan sepeda motornya demi menyambangi rumah saya.
Hal-hal sepele namun menyentuh hati saya, putri pertamanya. Perhatian Papa dan kedekatan yang kembali terjalin semacam menebus waktu yang sempat hilang.
Bukittinggi, November 2009 |
Terima kasih, Papa.
Terima kasih telah mendampingi putrimu menata kembali hidupnya.
Tetaplah sehat supaya terus hadir untuk kami.
Selamat Hari Ayah!
Image credit: here
Aku terharuu... Kelak anak aku bakal gini jg. Si papa lucu bgt ��
ReplyDeleteHaduuuuuu ge terharu Win T.T Si Papa emang selalu jadi pria idaman gadis kecilnya yaaaa
ReplyDeletetulisandarihatikecilku.blogspot.co.id
Baru tahu soal hari ayah nasional. Selama ini ya tahunya yang juni aja :)
ReplyDelete